Radio Cagar Budaya

...Selamat datang di blog 'Radio Nusantara' ~...

Rabu, 09 Februari 2011

Bima Bungkus

Seperti kata pepatah dari jawa “nandur pari jero” adalah suatu sikap yang sudah seharusnya mengakar dalam pribadi jawa khususnya generasi muda jawa. Maksud dari ungkapan itu adalah menanam padi yang dalam dan lama waktunya membutuhkan ketelatenan, kesabaran, waktu dan biaya yang akhirnya menghasilkan padi yang lezat rasanya.
        Tokoh Bima atau Bratasena atau Werkudara adalah tokoh pendawa yang sudah sejak lahir ditakdirkan sebagai orang yang istimewa. Bima lahir dari gua garba/rahim ibu Kunti Talibrata pada saat dilahirkan tidak normal karena dalam keadaan terbungkus dan bungkus itu sulit untuk dipecahkan sampai beberapa lama. Kemudian ayah bima Prabhu Pandhu Dewanata melihat nasib anaknya yang seperti itu dianggap sebagai cobaan dari Dewata Agung , pada suatu malam Pandhu mendapat ilham bahwa kelak anaknya itu akan menjadi satria gagah perkasa berbudi luruh asalkan dia diasingkan dulu ke hutan Minangsraya. Akhirnya bungkus itu di bawa ketengah hutan Minangsraya oleh Harya Suman dan para kurawa.
         Harya Suman melihat perkembangan bungkus yang semakin hari semakin besar dan nampak sehat , melihat hal demikian dengan pemikiran politik mereka, mereka merasa kepentingan mereka untuk menguasai Negeri Astina itu terancam jika suatu saat bungkus itu berubah menjadi manusia. Dengan siasat licik bersama kurawa mereka berniat menghancurkan bungkus itu dengan berbagai macam senjata tetapi tidak mempan. Bahkan meski berbentuk bungkus dapat merepotkan para kurawa yaitu: Duryudana, Dursasana, Durmagati, Citraksa, Citraksi , mereka akhirnya mendapatkan malu sendiri (kewirangan)
         Hutan Minangsraya adalah hutan yang disebut “wana gung liwang liwung , jalma mara jalma mati (hutan lebat yang sunyi senyap, manusia yang datang pasti akan mati) “.
        Dalam penderitaannya didalam bungkus itu merupakan penderitaan karena ditempa oleh alam yang akan membuat bima menjadi hebat. Akhirnya Bathara Bayu menganugerahkan ilmu pengetahuan dan Busana yang mengandung arti misalnya sebagai berikut : A. Sumping Pundhak Sinumpet yang artinya Bima selalu menguasai ilmu kesempurnaan hidup : syariat, tarikat, hakikat, makrifat, tetapi tiak pernah menyombongkan diri, dia sering pura-pura bodoh. B. Pupuk Mas Rineka Jarot Asem yang artinya: Bima mempunyai watak budi pekerti yang luhur dengan selalu mengasah kebenaran dan pengetahuannya, karena sudah diambil putra oleh Hyang Bayu. C. Gelang Minangkara Cinandhi Rengga Endhek Ngarep Dhuwur Mburi yang artinya: senantiasa waspada terhadap dirinya sebagai hamba yang harus pasrah dan berbakti kepada Tuhan yang Maha Esa. Dll, Akhir kisah yang berhasil membuka bungkus itu adalah Gajah Sena sehingga Bima juga sering disebut dengan nama Sena/Seno.
(di sunting dari http://budayajawa.wordpress.com/)

Bagi penggemar wayang kulit dimanapun anda berada,silahkan bergabung dengan PPW (Paguyuban Pecinta Wayang) agar bisa menikmati lebih banyak lagi koleksi pagelaran wayang kulit,baik berupa mp3 maupun audio video.

daftar menjadi anggota PPW DISINI
 
  Ki Nartosabdho menceritakan tentang kelahiran Bima.
silahkan menikmatinya di bawah ini.
Download mp3 Bima Bungkus
file mp3 di ambil dari Rumahnya Mas Pranawa Budi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar